Kamis, 26 Agustus 2010

Lempeng Kue Tradisional Banjar

Tidak lengkap rasanya jika berkunjung ke banjar Kalimantan Selatan (Kalsel) kalau tidak mencicipi Kue tradisional khas Banjar.
Kue tradisional Banjar Kalimantan Selatan (Kalsel) banyak ragamnya. Kue seperti bingka, amparan tatak, kararaban, patah dan kakicak akan banyak dijumpai saat bulan Ramadhan ini. Nah, ada satu kue yang tak kalah terkenalnya.
Apakah itu? Kue ini namanya lempeng. Penganan asli dari resep leluhur ini sudah mulai jarang ditemukan. Mungkin hanya kalangan tua yang kenal.
Keberadaannya di warung-warung juga jarang ditemukan. Hanya ada satu penjual kue di Jalan Veteran Banjarmasin yang masih memproduksi kue khas rumahan ini..
Pembuatnya, Titin Gunawan, mengaku baru beberapa hari ini menjualnya. Perempuan ini pun menjadi kreativ memodifikasi kue lempeng melihat karena jarang ada yang menjual kue jenis ini.
Sedikit dipolesnya sedikit, kue ini dinamainya Lempeng Banana Tempoe Doeloe karena resep yang digunakan merupakan warisan nenek moyang. Untuk memasaknya harus menggunakan semacam plat besi panas.
Jika Anda ingin mencoba merasakan warisan nenek moyang suku Banjar yang mulai punah satu ini, bisa mencoba membuatnya.
Cara Membuat Lempeng Banjar
Bahan :
1. Sagu rumbia atau parutan singkong 1/2 sendok nasi
2. Gula merah secukupnya
3. Kelapa muda secukupnya, diparut
4. Air secukupnya
5. Daun pisang untuk alas membakar
6. Pisang atau nangka, diiris kecil, secukupnya untuk variasi isi
Cara Membuat:
Campurkan semua bahan. Aduk rata lalu bentuk lempengan sesuai selera. Sebelumnya, panaskan wajan atau oven. Lalu, bakar lempeng tersebut yang sudah dialasi daun pisang. Bakar kira-kira 10 menit. Lalu, siap disajikan.
kompas.com

Owabong Purbalingga Kembali Berbenah Sambut Lebaran

Menyambut adanya libur Lebaran, Owabong, objek wisata yang bertempat di Purbalingga melakukan beberapa pembenahan. Nah, kita disini dapat berwisata air, selain itu kita juga dapat sekaligus belajar, karena terdapat beberapa fasilitas baru yang tersedia seperti Museum Artefak, Rumah Prestasi, dan Museum Wayang. Jadi tidak ada salahnya untuk memutuskan berlibur di tempat ini, selain kita dapat memperoleh hiburan, kita juga dapat sekaligus belajar, biayanya juga relatif murah.
Sejumlah objek wisata di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah yang dikelola Perusahaan Daerah Objek Wisata Air Bojongsari (Owabong), terus berbenah untuk menyambut libur Lebaran 2010.
“Kami berupaya memberikan kenyamanan pengunjung pada libur Lebaran mendatang melalui berbagai pembenahan di sekitar objek wisata,” kata Manajer Hubungan Masyarakat Perusda Owabong, Agus Dwiyantoro, di Purbalingga, Sabtu. Kendati demikian, dia mengatakan, pada libur Lebaran 2010 Owabong tidak meluncurkan wahana wisata baru.
Menurut dia, hal itu disebabkan beberapa objek wisata baru telah melengkapi kawasan yang dikelola Perusda Owabong dan telah dibuka sejak beberapa bulan lalu.
“Objek wisata baru tersebut antara lain Museum Artefak, Rumah Prestasi, dan Museum Wayang. Semuanya berada di kompleks Taman Reptil dan Serangga di Sanggaluri Park,” katanya.
Ia mengatakan, harga tiket masuk objek wisata setempat selama Liburan 2010 mengalami kenaikan. Kenaikan harga tiket itu berlaku 17-26 September 2010. Harga tiket masuk Owabong sebesar Rp25 ribu per orang sedangkan di Sanggaluri Park sebesar Rp15 ribu per orang.
“Kami masih mengandalkan terapi ikan untuk menarik pengunjung di wahana wisata air Owabong,” katanya.
Target pengunjung selama libur Lebaran sebanyak 125 ribu orang baik Owabong maupun Sanggaluri Park. “Pada Lebaran tahun lalu kami menargetkan sebesar 130 ribu pengunjung tapi realisasinya hanya 115 ribu orang,” katanya.
(kompas)

Tenaga Kerja Terdidik Pariwisata Menjajnjikan

Masyarakat Indonesia Tak usah cemas apabila sudah menyelesaikan kuliahnya karena BNP2TKI mempunyai jaringan dengan 150 negara sehingga para tamatan kuliah dapat bekerja di mana saja.
Indonesia sampai saat ini belum mampu memenuhi permintaan tenaga kerja terdidik bidang hospitality (pariwisata) dari sejumlah negara peminat. Ini disebabkan tidak banyak perguruan tinggi membuka program studi yang dibutuhkan dan memenuhi standar kompetensi yang diharapkan.
Selandia Baru butuh 2.000 tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja di Timur Tengah dan Belanda juga banyak.
Direktur Promosi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Endang Sulistyaningsih mengatakan itu pada seminar Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri dan Strategi Penempatan Tenaga Kerja di Luar Negeri dan peluncuran program studi Hospitality (pariwisata) jenjang S1 Unika Atma Jaya, Senin (23/8/2010) di Unika Atma Jaya, Jakarta.
“Ribuan permintaan tenaga kerja terdidik bidang pariwisata dari Indonesia, hanya dalam jumlah sedikit bisa dipenuhi. Ini peluang bagi perguruan tinggi membuka program studi yang dibutuhkan pasar kerja di luar negeri,” katanya.
Endang melukiskan, dari 9.000 pekerja yang diminta Shanghai, 4.000 pekerja yang bisa kita penuhi dan sudah disetujui. “Selandia Baru butuh 2.000 tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja di Timur Tengah dan Belanda juga banyak. Enam bulan terakhir, di Arab Saudi dibutuhkan 5.000 tenaga kerja. Pekerja yang dibutuhkan bukan pembantu, tetapi tenaga terdidik di bidang pariwisata, seperti chef, bar tender, butcher, baker, housekeeper, dan bidang pariwisata lainnya,” katanya.
Menurut Endang, jika sudah tamat kuliah dan mau bekerja di mana, jangan khawatir, BNP2TKI mempunyai jaringan dengan 150 negara. “Peluang kerja formal hingga tahun 2015, ada sedikitnya 4 juta. Apa pun keahlian, kompetensi Anda, untuk bekerja di luar negeri yang paling utama harus menguasai bahasa Inggris dan kalau memilih Timur Tengah, ditambah penguasaan bahasa Arab. Jika tidak, cukup cari kerja di dalam negeri saja,” tandasnya.
Ia mengingatkan, bekerja di luar negeri hati-hati dengan agen. “Ketahui betul keberadaan agen, karena banyak agen yang jadi-jadian. Keberadaan agen bisa dicek ke BNP2TKI,” katanya.
Direktur Promosi Luar Negeri Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, I Gde Pitana mengatakan, pariwisata sudah memenuhi persyaratan sebagai ilmu yang didasarkan pada filsafat ilmu. “Pariwisata adalah cabang ilmu mandiri, yang sudah disepakati oleh akademisi, asosiasi dan pemerintah,” katanya.
Menurut Pitana, pendidikan pariwisata harus mengembangkan proses dan menghasilkan insan-insan pariwisata yang mampu menjawab perubahan dan tren dalam pariwisata.
Koordinator Marketing dan PR Unika Atma Jaya, Yohanes Atas Pracoyo, mengatakan, pengembangan kepariwisataan menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat, semakin kompleks, semakin beragam dengan tuntutan kualitas yang juga semakin meningkat seiring dengan meningkatnya mobilitas manusia.
“Pengembangan kepariwisataan ke depan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, bukan saja dalam hal pelayanan, tetapi juga dalam hal perencanaan, penelitian, dan pengembangan secara akademis,” katanya.
kompas.com