Selasa, 29 Juni 2010

Melirik Budaya Warga Dayak di Piani

RANTAU, Kabupaten Tapin memiliki banyak potensi daerah dan terkenal kaya akan sumber daya alamnya. Terlebih juga Tapin memiliki budaya yang sangat menarik untuk diteliti, bahkan mungkin dijual untuk sebuah wisata petualangan. Diantaranya tentang kehidupan masyarakat penghuni lereng pegunungan Meratus di Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin.

“Budaya yang ada didaerah pegunungan Meratus Kecamatan Piani adalah gambaran jati diri suatu komunitas, bahkan suatu bangsa yang didalamnya terdapat tatanan aturan yang menyatu dengan pola kehidupan masyarakat pendukungnya. Aturan tersebut meliputi kultur, politik, sosial dan pendidikan bagi generasi mereka. Masyarakat di pegunungan lereng Meratus Kecamatan Piani yang selama ini dikenal sebagai masyarakat yang terisolir, pada umumnya dianggap sebagai masyarakat primitive. Namun pada kenyataannya semua itu bertolak belakang dari mereka perkirakan sebelumnya. Keterbelakangan mereka justru disebabkan lantaran akses jalan yang tergolong sulit hingga hubungan dengan dunia luarpun menjadi terhalang, kendati demikian warga dayak meratus tetap menjalani hidupnya untuk lebih baik dna layak seperti masyarakat didataran yang sudah memiliki fasilitas umum seperti jalan yang memadai, “kata Ibnu Mas’ud, Kabid Seni dan Budaya Disporabudpar Tapin, kepada wartawan belum lama tadi.

Selama ini didalam menjaga hubungan baik satu sama lainnya, tetap mereka perhatikan dan ini merupakan ciri budaya mereka dengan pola kebersamaannya yang sangat kental. Misalnya, bergontong royong. Kondisi demikian tergambar jelas disaat mereka secara kelompok ingin melaksanakan kegiatan didesanya. Diantaranya didalam melaksanakan upacara aruh dibalai adapt yang tersebar disetiap desa mereka.

Kecamatan Piani adalah salah satu kawasan wilayah yang ada di Kabupaten Tapin. Jika ingin ke kecamatan Piani, mereka harus menempuh jarak kurang lebih 17 KM dari kota Rantau. Sebagaimana diketahui kecamatan Piani adalah sebuah kawasan yang memiliki dataran tinggi, yang letaknya dikaki lereng gunung Meratus. Dikecamatan ini pula aktifitas masyarakatnya rata-rata bercocok tanam dan uniknya tatanan hukum dimasyarakat dayak ini masih diatur dalam aturan adapt mereka yang masih melekat.

Setiap tahunnya pada saat panen, mereka menggelar upacara ritual aruh ganal sebagai wujud rasa syukurnya kepada tuhan yang maha esa. Mereka menggelar upacara dibalai adat. Dikecamatan Piani terdapat 8 buah balai adat, diantaranya balai adat Batung, Danau darah, Bagandah, Ranai Baru alias lahung kipung, Balawaian Hilir, Harakit 1 dan Harakit II, dan Mancabung. Demikian Ibnu. (Rull)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar