Minggu, 09 Mei 2010

Wisata ke Tapin dan Masjid Banua Halat

Rantau, Tak seperti masjid yang lainnya, Masjid Keramat banua Halat justru menawarkan sesuatu yang berbeda dari biasanya terlebih secara kultural pada aspek kepercayaan masyarakat sekitar, konon semenjak turun temurun masjid tersebut mempunyai sebuah karismatik juga ikon peninggalan sejarah perjuangan para tokoh agama di Tapin, yang saat itu mereka berjuan mengembangkan misi agama Islam di daerah sekitar masjid.

Masjid Banua Halat ternyata memiliki magnet lain yang sangat kuat sebagai daya tarik wisata religi. Karena bagi sebagian orang, Masjid Banua Halat sebagai tujuan wisata religius di Kabupaten Tapin sekaligus simbol ke-istimewaan masyarakat Tapin.

Warga setempat menyatakan, "kurang afdhol jika berziarah ke maqam-maqam di Tapin jika tak mengunjungi masjid Keramat Banua Halat" itulah kepercayaan turun temurun nenek moyang mereka tentang keberadaan masjid tersebut, terlebih lagi tutus, keturunan yang masih asli banua halat masih terdapat di situ, karena warga desa Banua Halat sejak dulu enggan pindah dari satu daerah ke daerah lain. Selain itu juga terdapat fenomena seperti makhluk halus dari bangsa Jin yang kerap mengunjungi masjid Banua Halat setiap bulan Maulid dengan berbaur bersama manusia dalam perayaan beayun anak, dan saat itu selalu ada saja keistimewaan setiap tahun di masjid Banua Halat ini.

Selain Masjid Banua Halat yang menjadi objek wisata religi, turut serta seperti maqam-maqam tokoh ulama jaman dahulu didalam memperjuangkan agama Islam di daerah Tapin pada umumnya. Fasilitas demi fasilitas selalu di berikan oleh Pemerintah Daerah Tapin sebagai wujud keperdulian PemKab Tapin di dalam menjaga kelestarian budaya masyarakat agamis di daerah ini sehingga ke semua ini menjadi pokok kekuatan pengembangan objek wisata Kabupaten Tapin sebagai wisata religius.

Pengembangan wisata ini sebagai upaya untuk mengenang kembali sejarah Kabupaten Tapin massa lalu yang ingin menggapai predikat bangsa yang ingin berkembang dan maju dengan mengingat sejarah perjuangan para tokoh ulama waktu itu di antaranya Datu Sanggul, Datu Nuraya, Datu Suban, Datu Gadung. Konon, menurut kepercayaan masyarakat setempat objek wisata religi yang di ziarahi adalah maqamnya seorang aulia atau wali allah. Sehingga kerap kali maqam-maqam tersebut di kunjungi oleh orang-orang yang memang sengaja ingin mengalap berkah. Terlebih di bulan Puasa pada Ramadhan.

Bagi wisatawan yang ingin menuntut ilmu agama melalui majlis taklim di Tapin, pun bisa memperoleh data-data kelompok majlis taklim yang masih aktif di Tapin,data tersebut dapat di peroleh pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tapin. Hall tersebut diungkapkan beberapa waktu lalu oleh Ibnu Masud Kabid seni dan Budaya Dispora Tapin. Di tuturkan Ibnu, "Majlis Taklim yang diselenggarakan diisi oleh tuan guru atau ulama-ulama di Tapin yang mengajarkan pengetahuan pada bidang agama seperti ilmu Fiqih, yang membahas tata cara sholat, wudhu dan tayamum. Selain itu juga ada Tasawuf, Tauhid bahkan seperti pengenalan sifat dua puluh." ungkapnya. (Rull)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar